
Modul ajar kurikulum merdeka - Sebagai orang tua, mendampingi anak mengerjakan PR (pekerjaan rumah) bukanlah tugas yang mudah. Sering kali, kita ingin memastikan anak-anak kita belajar dengan baik, tapi di sisi lain, kita juga harus hati-hati agar tidak membuat mereka merasa tertekan. Selain itu, keseimbangan antara mendukung anak untuk belajar mandiri dan tetap memberikan bimbingan juga penting. Nah, bagaimana cara mendampingi anak mengerjakan PR dengan baik? Berikut beberapa tips sederhana yang bisa membantu.
1. Sediakan Waktu Luang untuk Anak Beristirahat
Sebelum langsung mengajak anak untuk mengerjakan PR, penting untuk memberikan waktu bagi mereka untuk beristirahat setelah seharian di sekolah. Anak-anak, terutama yang masih kecil, membutuhkan waktu untuk melepaskan penat dan mengisi ulang energi mereka sebelum memulai aktivitas belajar lagi di rumah.Misalnya, setelah pulang sekolah, biarkan mereka makan camilan sehat atau bermain sejenak. Memberikan jeda seperti ini membantu anak merasa lebih segar dan siap mengerjakan tugas tanpa rasa terpaksa atau kelelahan. Jika anak langsung dipaksa belajar tanpa ada waktu istirahat, bisa-bisa mood-nya jadi jelek, dan akhirnya malah PR-nya dikerjakan asal-asalan.
2. Orang Tua Perlu dalam Kondisi Baik Saat Mendampingi Anak
Bukan hanya anak yang perlu istirahat, tapi orang tua juga. Cobalah untuk mendampingi anak mengerjakan PR dalam kondisi yang baik dan tenang. Jika kita mendampingi dengan perasaan lelah atau stres, hal ini bisa berdampak pada suasana belajar anak. Terkadang tanpa sadar, kita bisa menjadi kurang sabar atau mudah marah ketika mendampingi mereka belajar.Cobalah untuk mengambil napas panjang sebelum duduk bersama anak, hilangkan dulu urusan-urusan lain yang mungkin mengganggu pikiran. Dengan begitu, kita bisa lebih fokus memberikan dukungan yang positif pada anak.
3. Siapkan Ruang Belajar yang Nyaman
Lingkungan belajar yang nyaman juga sangat berpengaruh terhadap konsentrasi anak saat mengerjakan PR. Siapkan ruang belajar yang bebas dari gangguan, seperti televisi, gadget, atau hal-hal lain yang bisa mengalihkan perhatian anak.Pastikan meja dan kursi yang digunakan nyaman, dengan pencahayaan yang cukup. Jika anak lebih suka belajar sambil mendengarkan musik, tidak masalah, selama itu membantu mereka tetap fokus. Intinya, ciptakan suasana yang mendukung anak untuk merasa rileks dan tidak terganggu selama mengerjakan PR.
4. Bantu Anak Memulai Tugas
Sering kali, bagian tersulit dari mengerjakan PR bagi anak adalah memulai tugas itu sendiri. Mereka mungkin merasa bingung harus mulai dari mana atau takut membuat kesalahan. Di sinilah peran orang tua sangat penting.Orang tua bisa membantu anak dengan cara memberikan arahan singkat tentang bagaimana memulai. Misalnya, ajak anak membaca soal terlebih dahulu, pahami instruksi, dan buat rencana sederhana. Tetapi setelah itu, biarkan anak berusaha sendiri dulu.
5. Tunggu dan Tidak Menginterupsi
Saat anak sudah mulai mengerjakan PR, orang tua sebaiknya tidak terus-menerus mengawasi dengan terlalu ketat. Terkadang, terlalu banyak intervensi bisa membuat anak merasa terganggu atau tidak percaya diri. Biarkan anak berpikir dan berusaha sendiri.Jika mereka mengalami kesulitan, biarkan mereka bertanya. Jika anak mengalami kebuntuan, bantu dengan memberi petunjuk, bukan jawaban. Hal ini membantu anak belajar untuk memecahkan masalah secara mandiri.
6. Tetapkan Durasi Waktu Maksimal Belajar
Anak-anak punya batas waktu konsentrasi yang terbatas. Karena itu, tetapkan durasi waktu maksimal untuk belajar, terutama jika PR yang dikerjakan cukup banyak. Misalnya, buat batas waktu selama 30-40 menit, kemudian beri jeda istirahat sebentar sebelum melanjutkan tugas lainnya.Metode ini tidak hanya mencegah anak merasa kelelahan, tapi juga mengajarkan manajemen waktu. Mereka belajar untuk menyelesaikan tugas dalam jangka waktu tertentu dan mengatur ritme belajar mereka dengan baik.
7. Mengecek Tugas Anak Jika Sudah Selesai
Setelah anak selesai mengerjakan PR, penting untuk mengecek pekerjaannya bersama-sama. Ini bukan untuk mencari kesalahan, tapi untuk memastikan bahwa anak sudah mengerti apa yang mereka pelajari. Jika ada kesalahan, gunakan momen ini untuk memberikan penjelasan dengan sabar, bukan menghukum atau mengkritik.Diskusi ini bisa menjadi kesempatan untuk memperkuat pemahaman anak tentang materi yang sedang dipelajari. Tanyakan pendapat anak tentang tugasnya, apa yang mereka rasakan sulit, dan bagaimana mereka menghadapinya. Ini juga bisa membantu anak merasa lebih dihargai atas usaha yang telah mereka lakukan.
8. Beri Pujian atau Reward
Setelah semua tugas selesai, jangan lupa untuk memberikan pujian atau apresiasi atas usaha yang telah dilakukan anak. Tidak harus berupa hadiah besar, kata-kata positif saja sudah cukup membuat anak merasa dihargai. “Kamu hebat, sudah bisa mengerjakan semuanya sendiri,” atau “Mama/Papa bangga dengan usahamu tadi,” bisa membuat anak merasa lebih percaya diri dan termotivasi.Jika perlu, sesekali beri reward kecil seperti waktu tambahan bermain atau camilan kesukaan. Pujian dan apresiasi ini penting untuk membangun rasa percaya diri dan menumbuhkan sikap positif anak terhadap belajar.Mendampingi anak mengerjakan PR adalah proses yang tidak hanya tentang menyelesaikan tugas, tetapi juga membangun hubungan yang baik dan mengajarkan keterampilan belajar mandiri. Dengan memberikan dukungan yang tepat, anak tidak hanya akan lebih mudah mengerjakan PR-nya, tetapi juga akan belajar untuk menghadapi tantangan dengan percaya diri dan kemandirian. Ingat, setiap anak berbeda, jadi cobalah untuk memahami kebutuhan dan ritme belajar anak kita sendiri.