
Kurikulum merdeka - Model pembelajaran konvensional adalah metode yang paling umum digunakan oleh tenaga pendidik, terutama di lingkungan sekolah. Ini adalah model di mana pengajar memberikan materi secara langsung kepada peserta didik melalui ceramah atau presentasi di depan kelas. Dalam beberapa dekade terakhir, model ini banyak digunakan di berbagai sekolah di seluruh dunia. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi dan munculnya metode pembelajaran baru, banyak yang mulai mempertanyakan efektivitas metode ini.
Kelebihan Model Pembelajaran Konvensional
Meskipun metode pembelajaran ini sudah menjadi metode yang lawas namun metode ini memiliki banyak kelebihan yang salah satunya seperti
Penguasaan Kelas oleh Tenaga Pendidik
Salah satu keuntungan utama dari pembelajaran konvensional adalah bahwa pengajar memiliki kendali penuh atas suasana kelas. Dengan format tatap muka, pengajar dapat dengan mudah mengatur jalannya pembelajaran, memastikan bahwa siswa tetap fokus, dan mengatasi masalah disiplin jika muncul. Pengajar bisa langsung merespon situasi kelas dan mengatur ritme belajar sesuai kebutuhan.
Pembelajaran Mudah Dipersiapkan dan Dilaksanakan
Karena format pembelajaran ini relatif sederhana, pengajar tidak memerlukan persiapan yang terlalu rumit. Mereka bisa langsung menggunakan materi cetak atau presentasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya tanpa perlu memikirkan terlalu banyak aspek teknis. Ini tentu saja sangat membantu dalam situasi di mana sumber daya sekolah terbatas atau di lingkungan yang kurang mendukung teknologi.
Dapat Mengakomodasi Banyak Siswa
Salah satu kekuatan utama model pembelajaran konvensional adalah bahwa metode ini dapat diaplikasikan pada kelompok siswa yang besar. Dalam satu sesi pembelajaran, seorang pengajar dapat memberikan materi kepada puluhan bahkan ratusan siswa. Efisiensi ini membuat metode konvensional populer di lingkungan pendidikan formal seperti sekolah dan universitas.
Materi Bisa Dijelaskan dengan Baik
Dalam pembelajaran konvensional, pengajar dapat dengan mudah menjelaskan konsep-konsep sulit secara langsung kepada siswa. Pengajar memiliki kesempatan untuk merespon pertanyaan dan memberikan penjelasan tambahan jika siswa mengalami kesulitan memahami materi.
Kekurangan Model Pembelajaran Konvensional
Meskipun model pembelajaran konvensional memiliki banyak kelebihan, ia juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan, terutama di era modern ini.
Monoton dan Membosankan
Salah satu keluhan utama dari model pembelajaran konvensional adalah bahwa sesi pembelajaran cenderung membosankan, terutama jika berlangsung terlalu lama. Dalam format ceramah, siswa hanya mendengarkan tanpa banyak berinteraksi. Hal ini bisa membuat siswa merasa jenuh dan kehilangan minat untuk belajar, terutama jika materi yang disampaikan terlalu teoretis.
Mengharuskan Menghafal
Karena fokus utama pembelajaran konvensional adalah ceramah, siswa sering kali dihadapkan pada kebutuhan untuk menghafal materi yang diajarkan. Siswa tidak selalu diajak untuk berpikir kritis atau menganalisis informasi, melainkan hanya dituntut untuk mengingat apa yang telah disampaikan oleh pengajar. Ini bisa menjadi masalah bagi siswa yang lebih suka belajar melalui pemahaman konsep daripada menghafal.
Siswa Menjadi Pasif
Dalam model pembelajaran ini, siswa cenderung menjadi pasif karena hanya menjadi penerima informasi. Mereka jarang sekali diberikan kesempatan untuk aktif berdiskusi, bertanya, atau mengungkapkan pendapat. Akibatnya, siswa mungkin tidak sepenuhnya memahami materi atau malah kehilangan keinginan untuk mencari tahu lebih banyak.
Kurang Efektif untuk Siswa dengan Gaya Belajar Visual
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, dan tidak semua siswa dapat menyerap informasi dengan baik hanya melalui penjelasan verbal. Siswa dengan gaya belajar visual, misalnya, cenderung lebih kesulitan dalam mengikuti materi yang disampaikan melalui ceramah. Mereka lebih membutuhkan gambar, diagram, atau media visual lain untuk memahami konsep yang diajarkan.
Asumsi Bahwa Semua Siswa Mengerti
Salah satu kelemahan terbesar dari pembelajaran konvensional adalah asumsi bahwa semua siswa dapat mengikuti materi dengan baik. Pengajar mungkin berpikir bahwa selama mereka telah menyampaikan materi dengan jelas, semua siswa akan mengerti. Padahal, setiap siswa memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda, dan tidak semua siswa merasa nyaman untuk bertanya ketika mereka tidak mengerti.Model pembelajaran konvensional memang memiliki tempat yang penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam hal kemudahan pelaksanaan dan efisiensi waktu. Namun, di era yang semakin digital seperti sekarang, di mana siswa memiliki akses ke berbagai metode pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik, penting untuk mempertimbangkan apakah model ini masih menjadi pilihan terbaik.Untuk memaksimalkan proses belajar-mengajar, mungkin pengajar bisa mengkombinasikan metode konvensional dengan pendekatan lain seperti pembelajaran berbasis teknologi, diskusi kelompok, atau metode eksperimen. Dengan demikian, proses pembelajaran bisa menjadi lebih dinamis dan mampu mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa.Pada akhirnya, setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tantangan bagi pengajar adalah menemukan keseimbangan yang tepat agar semua siswa bisa belajar dengan cara yang paling efektif dan menyenangkan.