
Modul ajar - Penerapan disiplin di sekolah menjadi bagian penting untuk menjaga lingkungan belajar yang kondusif dan positif. Namun, cara setiap guru dalam menerapkan disiplin tentu bervariasi, tergantung pada situasi, kebutuhan murid, dan kepribadian guru itu sendiri. Dalam beberapa kasus, posisi guru saat mengendalikan kelas mungkin berperan penting dalam menciptakan suasana yang mendukung proses pembelajaran atau malah sebaliknya. Berikut ini adalah 5 posisi kontrol yang sering diterapkan oleh guru dalam menegakkan disiplin di sekolah
1. Penghukum
Posisi pertama yang paling umum kita kenal adalah posisi Penghukum. Seorang penghukum biasanya menggunakan pendekatan keras dalam memberikan hukuman, bisa berupa hukuman fisik (yang sebenarnya sekarang sudah jarang digunakan karena melanggar aturan) atau hukuman verbal, seperti memarahi murid di depan kelas. Penghukum sering kali memiliki anggapan bahwa sistem pendidikan perlu diatur dengan lebih ketat, dan satu-satunya cara untuk menjaga ketertiban adalah dengan memberi tekanan atau hukuman yang tegas.Namun, meskipun tampaknya efektif untuk jangka pendek, pendekatan penghukum memiliki kelemahan. Alih-alih mendorong perilaku positif secara intrinsik, murid mungkin malah bertindak baik hanya karena takut akan hukuman, bukan karena mereka memahami dan menghargai pentingnya perilaku yang diinginkan. Hal ini bisa merusak hubungan antara guru dan murid, bahkan berpotensi menciptakan rasa takut atau dendam.
2. Pembuat Merasa Bersalah
Berbeda dengan penghukum, Pembuat Merasa Bersalah lebih halus dalam pendekatannya. Guru yang berada di posisi ini cenderung tidak langsung memberikan hukuman, tetapi mereka menggunakan keheningan atau kata-kata halus untuk membuat murid merasa bersalah. Misalnya, dengan mengatakan hal-hal yang membuat murid merenung, merasa tidak nyaman, atau bahkan rendah diri.Tujuannya adalah untuk menciptakan kesadaran dalam diri murid bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang salah, sehingga mereka sendiri merasa bertanggung jawab. Sayangnya, jika tidak diterapkan dengan hati-hati, posisi ini bisa berbalik menjadi manipulatif dan menyebabkan penurunan kepercayaan diri murid.
3. Teman
Posisi Teman dalam konteks kontrol disiplin mungkin terdengar menarik, karena di sini guru berperan sebagai sosok yang dekat dan bersahabat dengan murid. Guru yang berada di posisi ini tidak akan menyakiti murid, baik secara fisik maupun verbal. Mereka lebih suka menggunakan persuasi dan pendekatan ramah untuk mempengaruhi murid agar mengikuti aturan.Namun, posisi ini bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, memiliki hubungan yang dekat dengan murid bisa membantu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan mendukung. Di sisi lain, jika terlalu "dekat", ada risiko murid menjadi kurang menghormati aturan karena merasa terlalu nyaman dengan guru. Karenanya, penting bagi guru untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara menjadi teman dan tetap menegakkan disiplin.
4. Pemantau
Pemantau adalah posisi di mana guru bertindak sebagai pengawas. Mereka mengawasi murid secara konsisten, memastikan perilaku murid tetap dalam batas yang diharapkan. Dalam posisi ini, guru tidak memberikan hukuman langsung atau persuasi, melainkan fokus pada pemantauan dan memberikan tanggung jawab pada murid.Posisi pemantau bisa sangat efektif, terutama jika murid tahu bahwa mereka diawasi dan dipantau. Ini juga memberikan kesempatan kepada murid untuk lebih mandiri, karena mereka merasa diawasi dan diharapkan untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. Namun, guru perlu berhati-hati agar tidak terlalu mengontrol, karena hal itu bisa membuat murid merasa tidak memiliki kebebasan.
5. Manajer
Posisi Manajer adalah pendekatan yang paling ideal dan seimbang dalam menerapkan disiplin di sekolah. Di sini, guru tidak hanya berfokus pada memberikan perintah atau menghukum, tetapi juga bekerja sama dengan murid dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi. Seorang manajer mendukung murid untuk bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dan membantu mereka menemukan solusi yang efektif.Guru yang berperan sebagai manajer memungkinkan murid untuk belajar dari kesalahan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Mereka tidak hanya menyelesaikan masalah disiplin, tetapi juga berfokus pada pembelajaran dan pengembangan karakter murid dalam jangka panjang.
Tingkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Modul Ajar Berkualitas
Selain peran guru dalam disiplin, kualitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh materi ajar yang disampaikan. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran adalah dengan menggunakan modul ajar berkualitas. Modul ajar yang baik akan membantu murid memahami materi dengan lebih mudah dan mendalam.Di Indonesia, saat ini sudah diberlakukan Kurikulum Merdeka yang mendorong guru untuk lebih kreatif dan mandiri dalam menyusun modul ajar. Untuk para guru yang membutuhkan bantuan dalam menyusun modul ajar yang sesuai dengan kurikulum ini, platform seperti Guru Idaman bisa menjadi solusi. Mereka menyediakan modul ajar berkualitas yang disusun oleh tim ahli dan berpengalaman.Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang pembuatan modul ajar yang sesuai dengan kurikulum merdeka, Anda bisa mengunjungi situs guruidaman.com atau menghubungi mereka melalui WhatsApp untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.